Rumah-rumah
di Australia, rata-rata tidak dipersiapkan untuk musim dingin seperti
negara-negara di Eropa dan Amerika. Oleh sebab itu konstruksi bangunan terutama
dinding-dindingnya tidak dibuat berlapis sehingga dapat menahan udara luar yang
dingin. Mereka menyakini bahwa udara dingin di Australia tidak akan bakal sama
dengan dibelahan dunia lain yang temperaturnya hingga dibawah nol derajat.
![]() |
Belanja pakaian musim dingin |
Musim
dingin di Australia berlangsung dari bulan Juni hingga Agustus. Selama satu
minggu di musim dingin kali ini temperatur berkisar dari 5 hingga 9 derajat di
pagi hari dan naik hingga 15 derajat di siang hari. Bagi yang tidak kuat
dingin, mereka dapat membuat ruangan tungku untuk menghangatkan badan. Heater
juga menjadi kebutuhan sehari-hari selama musim dingin. Namun, karena listrik
di Australia begitu mahal sebagian lain sudah tidak menggunakan heater, mereka
terpaksa di dalam rumah menggunakan baju tebal. Selain itu saat tidur mereka
dapat menggunakan quilt semacam
selimut yang diberi lapisan dan electronic
blanket yang penggunaan listriknya relatif lebih murah dari pada
menggunakan heater.
Bagi rumah sebagian
pelajar Indonesia, lubang-lubang yang dibuat untuk sirkulasi udara di rumah
ditutup. Termasuk juga udara yang masuk di celah-celah pintu dan jendela
ditutup dengan cara yang sederhana misalnya dengan menggunakan kertas-kertas
kardus dari bekas kotak mie instant ... hehehe ... jauh-jauh masih makan mie instant juga ....
Untuk jalan-jalan
di udara luar, sebagian pelajar Indonesia membeli baju tebal, sepatu khusus,
sarung tangan dan sal di toko second hand
seperti Saver dan Salvos. Atau bisa juga ditemukan di Sunday Market. Peminat pakaian-pakaian second hand ini tidak hanya pelajar-pelajar dari overseas yang punya budget limited tapi juga orang lokal sendiri karena pakaiannya
yang masih bagus-bagus dan modelnya yang masih oke.