Dikira anak-anak dibagi raport ternyata ...

Satu minggu sebelum tanggal 30 Juni 2015, orang tua diminta untuk mengisi jadwal pertemuan dengan guru. Orang tua diminta untuk menuliskan jam berapa saja sebanyak 3 opsi untuk bertemu dengan wali kelas. Jam pertemuan digelar setelah lewat jam kantor antara pukul 4:00 hingga 7:00. Setiap orang tua diberi kesempatan untuk bertemu gurunya bertatap selama 15 menit.

Tidak terasa kalau anak-anak sudah melewati 3 bulan pertamanya di sekolah. Di Adelaide waktu belajar adalah 3 bulan. Berarti dalam 1 tahun ada 4 term, periodenya Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember.



Jatah pertemuanku adalah jam 5:45 dan jam 6:00 sore, karena kedua anakku berada di sekolah yang sama. Selepas kerja aku langsung menuju ke sekolah anak-anak. Sementara istri dan anak-anak menyusul berangkat dari rumah.

Setelah berbuka puasa di dalam mobil, kami menuju ke tempat pertemuan. Ternyata acara digelar di dalam gedung olah raga sekolah. Ada banyak meja digelar. Satu meja diisi oleh satu atau dua guru sedangkan dihadapannya adalah orang tua murid, sendiri atau berdua.

Tepat pukul 5:45, kami dipanggil untuk menemui wali kelas Lescka. Sepanjang 15 menit ini ternyata kami menerima paparan dari wali kelas mengenai karakter, hasil belajar, dan perkembangan dari sang anak, dan rencana ke depan. Sangat detail dan luas. Sang wali kelas bahkan mengikuti perkembangan tingkah laku anak dari hari ke hari. Bahkan mengetahui teman dekat di kelasnya siapa, hobi anaknya apa, kondisinya sedang senang atau murung. Dari sisi akademis wali kelas memaparkan kemampuan anak yang menonjol dimana dan yang harus ditingkatkan yang mana. Karena mengetahui bahwa Lescka itu hobi membaca, wali kelas juga turut mencarikan perpustakaan sekolah dekat rumah dengan menggunakan Google Map.

Pertemuan yang kedua dengan wali kelas Myma juga demikian. Kali ini guru yang berbicara ada 2 orang. Sama seperti yang pertama kali ini sang wali kelas dan guru pendamping menekankan kepada apa yang disenangi sang anak. Secara panjang lebar mereka memberi masukan mengenai informasi mengenai perfilm di Australia, tempat-tempat yang dapat dikunjungi berkaitan dengan perfilman. Memang Myma saat ini sedang suka-sukanya mempelajari mengenai cinematografi. Bahkan ketika masih bersekolah di Indonesia, Myma telah membuat beberapa film dengan durasi yang singkat.


Kami pulang tidak membawa raport anak-anak. Namun paparan dari para wali kelas mengenai perkembangan anak secara akademis dan emosi sudah cukup memuaskan kami.